FAMILY GATHERING TAHUN TERAKHIR

Tahun 2017 adalah tahun terakhir dimana aku bisa ikut family gathering dari kantor Bapak. Usiaku yang beranjak menuju dua puluh enam mengharuskan aku keluar dari  hal yang dibiayai oleh kantor mulai dari fasilitas kesehatan hingga kuota untuk family gathering. Batas usia maksimum dua puluh lima tahun untuk anak pegawai BUMN dan sekarang kini aku telah lepas dari fasilitas kantor Bapak. Tahun terakhir di 2017 ini aku masih mendapatkan kuota sebanyak empat pax untuk mengikuti family gathering ke Bandung.

Bulan Oktober 2017, aku bersama keluarga pergi menikmati perjalanan family gathering menuju sebuah Hotel sebagai tempat berlangsungnya acara. Hotel Horison Bandung menjadi tempat tujuan kami. Berangkat pagi pukul 09.00 WIB dan sampai tujuan sore hari. Kurang lebih sebanyak 12 bis besar rombongan family gathering memenuhi Hotel Horison Bandung yang sudah di booking jauh-jauh hari.

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.50 AM

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.50 AM(1)
Dari kiri ke kanan (bendera MGM, Indonesia, Horison)

Hotel Horison Bandung merupakan grup dari PT Metropolitan Golden Managemen (MGM) yang berpusat di Jakarta. Kini MGM sudah memiliki puluhan hotel yang tersebar di seluruh Indonesia. Hotel Horison Bandung merupakan hotel pertama dari grup MGM. Jadi ini hotel tetua bagi Hotel Horison lainnya. Semua Hotel Horison memiliki outlet Putri Lounge dan Malabar Coffee Shop. “Enggak percaya?” bisa dicek di Hotel Horison manapun yang anda singgahi.

Horison bandung *4 memiliki fasilitas yang mumpuni seperti outlet yang aku sebutkan di atas putri lounge, malabar coffee shop, ballroom, nursery room, business centre, kolam renang, Horison club health centre dan SPA. Kolam renang di sini enggak Cuma satu tapi tiga kolam sekaligus. Kolam renang untuk dewasa, kolam renang usia tanggung dan anak-anak. Untuk kolam renang dewasa, oke banget untuk ukuran lintasannya panjang dan lebar dengan kedalaman yang bervariasi hingga 3 meter kalau tidak salah (lupa-lupa ingat).

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.49 AM

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.49 AM(1)

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.49 AM(2)

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.45 AM

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.46 AM(1)

Kamar yang keluargaku dapat adalah tipe kamar family. Karena satu ruangan terdiri dari dua kamar, satu toilet utama, satu toilet pendamping, disertai sofa dan meja di kedua kamar serta berada di lantai paling atas dengan pemandangan Kota Bandung. Acara gathering pun dimulai pada malam harinya usai shalat Maghrib sambil menikmati makan malam. Acara diisi dengan sambutan, informasi mengenai perkembangan perusahaan, entertainment dan doorprize. Acara berlangsung dengan hangat dan meriah.

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.45 AM(1)

 

WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.48 AM(1)
Kamar 1
WhatsApp Image 2018-02-01 at 9.57.49 AM(4)
Kamar 2

 

Keesokannya, dilanjutkan dengan mengunjungi Trans Studio Bandung (TSB). Inilah tempat yang aku inginkan karena aku belum pernah dan ini pertama kalinya. Kalau Adikku dan Mamah sudah pernah ke TSB sebelumnya saat acara studi tour adikku di sekolah SMP dulu.  Ya tidak banyak yang aku naiki di wahana yang tersedia. Poin yang terpenting adalah kebersamaan dan have fun. Bersebelahan dengan TSM (Trans Studio Mall) usai dari TSB aku pun mengajak serta Mamah dan Adikku ke Mall. Alhasil yang belanja malah Adikku minta beli headphone dan aku belikan akhirnya.

 

 

 

Singkat cerita itulah Family Gathering aku yang terakhir dari kantor Bapak. Semoga Family Gathering selanjutnya aku diajak serta walaupun jatahnya sudah tidak dapat. Jadi kalau mau ikut, makan dan masuk tempat wisata bayar sendiri. Kalo akomodasi penginapan, jika memungkinkan ya nebeng nginep dan juga bus tidak penuh.

BERMAIN KE KOTA PLAT ‘B’ (EPS. 2)

Hai Kota Plat B Batavia. Masih berlanjut bermain di kota ini. Kota yang ramai penduduk, macet, polusi tapi tetep menjadi pilihan untuk menghabiskan akhir pekan yang singkat. Sebelumnya, di eps. 1 aku membahas mengenai Kota Tua-nya Batavia. Dan sekarang di eps. 2 ini aku bermain ke iconnya Batavia. “Ada yang tahu?” kamu pasti tau dong. Yup, Tugu Monas!

Monass

Monas (Monumen Nasional) merupakan salah satu iconnya si kota plat B. Memasuki akhir pekan banyak pengunjung baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing yang berdatangan. Masuk Monas tenang aja gratis kok, kalo sekedar ingin melihat Monas dari dekat dan berselfie ria di halamannya. Kecuali, jika masuk dan menaiki sampai puncak tugunya. Kayak aku dan mantan pacar inilah, dari dulu minta mau lihat Monas kayak apa aslinya. Biasanya hanya lihat di TV. Maklum orang sebrang pulau.

Akhirnya untuk menghilangkan rasa penasarannya, aku iyakan untuk mengajaknya ke Monas di akhir pekan. Berangkat pagi dari rumah menuju Monas agar tidak terlalu panas. Setibanya di Monas, ekspetasinya jadi berubah. “Oh begini ya Monas ternyata biasa aja, ujarnya”. Ya beginilah Monas. Mungkin ekspetasi yang dilihat di TV itu ‘A’ (amazing) tapi realita ‘B’ (Biasa) aja haha ngakak deh aku duh sayang-sayang. Gak usah kecewa yang penting ada bukti otentik bahwasannya si mantan pacar sudah pernah kesini. Kami pun berkakhir dengan berfoto ria.

WhatsApp Image 2018-01-23 at 2.20.54 PM

WhatsApp Image 2018-01-23 at 2.30.14 PM

WhatsApp Image 2018-01-23 at 2.20.54 PM(1)

Sengaja fotonya enggak aku publish banyak nanti terlihatnya alay lagi. Yah singkat cerita, usai dari sini kami pun berujung ngadem di sebuah Mall.

BERMAIN KE KOTA PLAT ‘B’ (EPS. 1)

Hai plat B. “Tahu enggak kamu kenapa Jakarta platnya B?”  B itu artinya Batavia, sebutan untuk Kota Jakarta tempo doeloe. Aku ngarang sendiri sih tapi masuk akal lah. Ngomong-ngomong tempo doeloe, ada tempat wisata dimana kita bisa tahu Jakarta ini dulu seperti apa. Yap, Kota Tua merupakan tempat wisata yang menyajikan sejarah mengenai Batavia melalui peninggalannya.  Terdapat bangunan kuno di sekeliling kawasan ini.

Ada Museum Fatahillah, Kantor Pos dan Café Batavia. Pengunjung dapat menikmati Kota Tua dengan berjalan kaki atau menggunakan jasa penyewaan sepeda tempo doeloe (re: sepeda ontel) dan berfoto dengan orang yang memakai pakaian unik berdiri layaknya manekin. Hhmmm aku dibuat penasaran sama orang bergaya manekin itu ada yang bisa terbang dengan memegang satu tongkat, ada yang bergaya jatuh tapi enggak jatuh dan gaya lainnya. “Apakah itu magic atau kreativitas?”

WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.32.27 AM
Museum Fatahillah

WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.12.58 AM

WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.12.58 AM(3)

Ada yang menjadi sorotanku di Museum Fatahillah yaitu adanya penjara bawah tanah. Penjara tersebut digunakan untuk tahanan bukan bagi orang-orang yang diadili tetapi orang yang menunggu proses peradilan (re: menunggu keputusan Hakim). Pada abad 17 dan 18 ada beberapa bentuk hukuman yaitu hukuman mati, hukuman siksa (seperti dirantai, kerja paksa), hukuman denda dan hukuman pengasingan. Tetapi hingga abad ke 19 tidak ada hukuman melainkan yang tinggal lama di tahanan hanya dua kelompok yakni budak-budak yang dikirim oleh majikan mereka karena pelanggaran yang seringkali bersifat sepele dan orang-orang yang disandera karena belum melunasi hutangnya. Ada juga orang yang memilih tinggal di penjara saja dengan membayar biaya tingga kepada sipir. “Kok ada yang orang macam itu kenapa enggak tinggal di Hotel aja dibanding di Penjara?” heran aku juga.

WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.12.59 AM(2)
Ini salah satu tahanannya. Tahanan di hatiku eaaa…
WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.12.59 AM(3)
Gambaran penjara di Museum Fatahilah

Pejuang yang pernah ditawan sebagai budak belian pedagang Pleter Cnoll saat itu ialah Untung Suropati yang berhasil meloloskan diri dari penjara bawah tanah pada tahun 1670. Untung Suropati memberontak dan melawan orang Belanda. Ia terlibat dalam pembunuhan Captain Tack pada tahun 1686 di Keraton Kartosuro dan ia mempertahankan diri di kerajaan kecil di daerah Pasuruan sampai meninggal dunia pada tahun 1706. Tahun 1630 Pangeran Diponegoro (Pahlawan Perang 1825-1830) ditahan hampir satu bulan di tingkat dua dalam gedung sayap sebelah timur setelah ditangkap di Magelang karena berkhianat sebelum pengasingannya ke Menado.

Masih di Museum Fatahillah, terdapat Patung Hermes yang berdiri bak penari memegang sebuah tongkat bersayap. Dalam mitologi Yunani, Hermes adalah anak Dewa Zeus. Ia merupakan dewa kerumunan orang perdagangan, penemuan baru, atlet serta pelindung para pejalan kaki. Hermes ditampilkan dalam posisi sedang berlari bertumpu pada satu kaki bersayapnya yang melambangkan kecepatan sambil memegang tongkat bersayap berlilitkan dua ekor ular.

WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.12.58 AM(4)

WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.12.59 AM(1)

Patung Hermes yang terbuat dari perunggu adalah patung asli yang semula terpasang di sisi Selatan Jembatan Harmoni sejak awal abad 20 pada masa pemerintahan Hindia Belanda di Batavia. Tahun 1999 terjadi perusakan yang mengakibatkan bagian kaki dan atas patung harus diperbaiki. Demi terjaganya cagar budaya ini maka dibuat duplikatnya dan dipasang di tempat semula (Jembatan Harmoni). Sedangkan patung asli dipasang di Museum Sejarah Jakarta (Museum Fatahillah).

Sekitaran Kota Tua, bagi pengunjung yang mau menikmati café tua yang hits disini  bisa mampir di Café Batavia. Café ini selalu ramai pengunjung. Terlihat dari kejauhan, bangunan Café Batavia unik dengan interior tempo doeloe menjadi daya tarik pengunjung. Tapi sayang aku enggak masuk ke dalamnya hanya sekedar melihat dari luar karena si mantan pacarku ini rewel mungkin karena lelah.

WhatsApp Image 2018-01-16 at 11.12.58 AM(1)

Kota Tua yang tak mengenal hari. Tua tapi tetap berdiri hingga sekarang. Hari apapun tempat wisata ini tidak sepi pengunjung. Bagi keluarga, sahabat, pacar maupun gebetan tempat ini cocok untuk menghabiskan akhir pekan bersama orang terkasih.

KISAH NYATA PERBUDAKAN DI AMERIKA SERIKAT ’12 YEARS SLAVE’

ex666

Faktor perbedaan ras dalam film 12 Years Slave terjadi baik pada wanita, pria dan bahkan anak kecil menjadi budak dalam cerita yang diangkat dari kisah nyata karya Solomon Northup. Melalui autobiografinya menceritakan perbudakan yang terjadi di Amerika Serikat dimana warga berkulit putih yang berkuasa.

Solomon Northup pria berkulit hitam yang memiliki dua orang anak ini diculik dan dijual oleh temannya sebagai budak. Berbagai cara mulai dari melarikan diri hingga menulis surat ke temannya yang bekerja dalam pemerintahan telah ia lakukan agar terbebas dari perbudakan. Dicambuk, dipukul, diseret bahkan diperkosa oleh majikan berkulit putih kental dalam film ini.

Film yang meraih banyak nominasi Oscar pada tahun 2013, dibintangi oleh banyak aktor dan aktris ternama yakni Brad Pitt, Benedict Cumberbatch, Paul Dano, Sarah Paulson dan Chiwetel Ejiofor. Tahun 1841, settingan film ini dibuat. Perbudakan yang dilakukan oleh warga kulit putih terhadap kulit hitam biasa dilakukan.

Dalam scene terakhir film, tertulis bahwa “Solomon Northup tak mampu bersaksi melawan kulit putih di pengadilan, ia kalah melawan penjualan budak. Setelah proses hukum yang berlangsung lama di New York, para penculiknya Hamilton dan Brown terhindar dari hukuman. Tahun 1853 Solomon menuliskan buku 12 Year Slave (tentang perbudakan). Ia aktif dalam gerakan pembebasan perbudakan dan aktif menjadi pembicara di Amerika Serikat. Tanggal, lokasi dan kematian Solomon Northup hingga kini masih belum diketahui”.

Dari film bergenre drama ini anda bisa mengambil sisi positifnya bahwa perbedaan ras bukanlah menjadi hambatan dalam suatu hubungan melainkan perbedaan yang menjadi pelengkap dalam hubungan di kehidupan mendatang. Hapus perbudakan dan diskrimanasi sosial. Film ini cocok untuk melengkapi akhir pekan anda. Selamat menonton !

MENIKMATI PAGI DI PUNCAK GUNUNG PINANG

Gunung Pinang merupakan wisata alam kekinian yang hits di Desa Pejaten Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang, Banten. Setiap weekend banyak warga lokal yang berkunjung ke tempat ini. Dulunya, Gunung Pinang tidak sehits sekarang mungkin karena kurangnya perhatian dari Pemerintah. Ya tahu sendirilah Pemerintah jaman now hanya mengurusi politik guna mencari keuntungan. Kini ditangan Perum Perhutani, wisata alam Gunung Pinang diberikan sentuhan inovatif guna menarik wisatawan berkunjung.

View 3

Berbicara Gunung Pinang, awal mulanya sejak jaman Belanda dinyatakan sebagai tanah kawasan hutan pada tahun 1940 berdasarkan Bosch Ordonantie 1927, Bosch Verordening 1932, Agraris Besluit STB 1870 no. 118 yang dikelola oleh Den Dienst Van Het Boschwezen (jawatan kehutanan negeri di jaman Belanda) sampai terjadi proklamasi kemerdekaan tahun 1945. Kemudian, tahun 1978 terjadi peralihan pengelolaan hutan oleh jawatan kehutanan (Dinas Kehutanan Kementrian Kehutanan) kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat (sekarang divisi regional Jabar Banten) kesatuan pemangkuan hutan Banten.

Ada pun cerita Hikayat dari Gunung Pinang. Cerita ini mirip dengan Hikayat Tangkuban Perahu kalo aku baca. Hanya namanya saja yang berbeda. Berikut ceritanya. “Konon di daerah pesisir teluk Banten hidup seorang janda miskin dengan anak laki-laki bernama Dampu Awang. Dampu Awang merantau dan menikah dengan anak gadis seorang pemilik kapal yang kaya raya dan Dampu diangkat menjadi nahkoda. Suatu hari, Dampu dan Istri beserta pengawalnya berlayar dari negeri Malaka ke Banten dan saat sampai ke Teluk Banten Dampu bertemu dengan Ibunya. Dampu tidak mengakui Ibunya yang miskin. Akhirnya saat Dampu pergi berlayar, kapalnya dihantam badai angin puyuh dan terlempar jauh tertelungkup dan kemudian menjelma menjadi Gunung Pinang”.

Gunung Pinang identik dengan nama Gunung Pemancar. “Kenapa?” karena di atas puncak terdapat menara pemancar satelit yang dapat terlihat dari kejauhan. Sebagai warga Banten, aku jarang mengekspos tempat wisata yang ada di Banten. “Kenapa?” karena menurutku tempat wisata di Banten agak kurang menarik. Eh ups, asal mangap aja punten mohon maaf hampura Ibu Kemnenpar dan Bapak Gubernur. Mungkin karena aku belum open minded, sadar dan melek bahwasannya Banten itu banyak loh tempat wisatanya. Akunya aja yang kurang gaul. Gaulnya di wilayah orang terus sih hehehe piss.

Minggu pagi kemarin Aku mengajak suami untuk pergi ke tempat yang Hits tersebut. Dengan membawa serta Momo (panggilan kesayanganku pada motor). Untuk memasuki Gunung Pinang pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp10.000,-/orang (termasuk asuransi) dan biaya parkir motor Rp5.000,-. Totalnya aku mengeluarkan biaya Rp25.000,-. Lets go! kita menaiki gunung. Ada dua pilihan tersedia bagi pengunjung, mau memarkirkan motor di bawah lalu berjalan kaki ke atas atau ke atas dengan mengendarai motor atau mobil. Kalo kami, ya naik motor lah. Ketahuan deh malesnya jalan.

Gerbang Masuk 2
Gerbang Masuk Wisata Gunung Pinang

Gerbang Masuk

Jangan dipikir di gunung itu sempit jalannya. Tidak dengan Gunung Pinang, jalanannya lebar namun tak semulus dan selembut paha aku (re: bergelombang dan berkerikil). Hati-hati bagi pengunjung dengan kendaraan motor karena saat hujan jalanan menjadi licin dan berlumut. Kurang lebih 2 KM untuk sampai puncak Gunung Pinang. Bayangin 2 KM naik gunung kasihan kan suami aku nanti perut endutnya menciut dan inces kelelahan sebelum sampe puncak. Ada sih beberapa pengunjung yang sempat istirahat karena kelelahan. Menelusuri jalan menuju puncak, kami menikmati sejuknya udara dengan hijaunya pepohonan di samping kanan kiri. Benar-benar fresh pikiran dan badan ini sejenak. Ini video amatirnya aku kasih lihat saat menuju puncak gemilang cahaya *eh jadi nyanyi lagu AFI deh.

Sesampainya di puncak, hulala pemandangannya indah bro and sist. Dari atas sini terlihat pemandangan kawasan Laut Utara Jawa, Pelabuhan Bojonegara, Pulopanjang dan Jalan Tol Serang. Berbagai vegetasi tumbuhan pun ditemukan di Puncak Pinang di antaranya pohon Jati, Mahoni, Acaur, Cebreng, Kesambi dan Flamboyan. Selain vegetasi tumbuhan, di daerah ini pun terdapat satwa antara lain burung Elang, burung Ketilang, Jogjog, Ular dan sebagainya. Ada juga tempat selfie yang instragamable, tempat outbound dan mungkin bisa juga berkemah di sini.

WhatsApp Image 2018-01-08 at 10.25.31 AM(1)

View 2

View 1

WhatsApp Image 2018-01-08 at 10.28.14 AM

WhatsApp Image 2018-01-08 at 10.25.32 AM

WhatsApp Image 2018-01-08 at 10.25.32 AM(1)
Bobo dulu biar mimpi ketemu Lee Min Hoo

 

“Lapar”? 14045 aja. Hhmm jangan khawatir kelaparan atau kehausan karena beberapa warung kecil pun sudah dibuka dan siap melayani pengunjung yang belum sempat sarapan. Seperti suamiku, sarapannya tempe goreng lima dan bakso satu mangkok setelah diajak kelililing dan berfoto weleh-weleh Ayah padahal naik motor bukan jalan kaki loh. Aku mah cukup dengan segelas kopi susu dan satu tempe goreng.  Tersedia juga mushola dan toilet umum.

Semakin siang tempat ini semakin ramai pengunjung. Terlihat saat aku pulang ada dua mobil yang datang. Cocok sih ajak keluarga ke sini olahraga atau bisa juga bacakan makan siang di Puncak Gunung Pinang. Ini aku kasih lagi video amatir saat menuruni puncak.

“Gimana adem kan?”  So, yang mau kesini bersama keluarga, mantan, selingkuhan, gebetan ajak ke tempat kayak gini. Nah kamu bisa tuh nyatakan cinta atau katakan putus merasakan suasana begini. Jangan lupa sampahnya tetap di buang pada tempatnya ya. Dan jangan resah tidak semua gunung itu enggak ada yang jualan, nggak ada mushola, enggak ada toilet lah. Semua sarana dan pra sarana tersedia di sini. Semoga semakin ke depannya banyak wahana lain dan semakin ramai ~

THANKS 2017! PENGALAMAN PERTAMA NAIK PESAWAT

Keberadaan transportasi sangat membantu masyarakat untuk memudahkan dalam melakukan aktivitas. Bayangkan jika tidak ada transportasi, perjalanan dapat menempuh waktu berhari, berbulan, bertahun dan bahkan berpuluh tahun baru sampai ke tempat tujuan. Besrsyukurlah transportasi sekarang sudah berkembang pesat. Perkembangan transportasi diiringi dengan melajunya angka pertumbuhan jumlah penduduk dari tahun ke tahun.

Banyak jenis transportasi yang umum digunakan oleh masyarakat. Mulai dari kendaraan roda dua (motor), kendaraan roda empat (mobil & bus), kendaraan untuk jalur laut (kapal), kendaraan untuk jalur udara (pesawat) serta kendaraan yang memiliki banyak gerbong (kereta). Penggunaan moda transportasi bergantung pada jauh dekatnya tempat yang akan ditujui. Semua moda transportasi tersebut sudah pernah aku coba.

Sebagusnya kendaraan yang berada di jalan raya yang namanya macet tetaplah macet. Bagiku moda transportasi yang bebas macet hanya kapal, kereta dan pesawat. Tapi tetap saja ada antrian untuk menaikinya. Kembali lagi ke awal, semua itu tergantung dari tempat yang akan dituju. Moda transportasi juga memiliki nilai ekonomisnya tersendiri. Misalnya pesawat.

Pesawat merupakan moda transportasi yang memiliki nilai ekonomis tinggi dibandingkan moda transportasi lainnya. Ya iyalah, lihat saja bahan bakar yang dipakainya Avtur mengikuti harga kurs. Pengalaman baru di tahun 2017, tahun dimana aku mempunyai pengalaman pertama menaiki pesawat saat menuju Medan di bulan April. “Ngapain aku ke Medan? Baca selengkapnya disini. Tidak hanya aku sih, tapi Mamah dan Aa juga sama halnya.

Perasaan campur aduk dimulai sejak menaiki Bus Damri. Setibanya di Bandara, dengan elegannya aku melangkah penuh percaya diri menuju counter check in. Saat antrian, muncul kembali perasaan cemas dagdigdug bercampur rasa mulas perut dan keinginan untuk BAK (buang air kecil). Rasa yang timbul ketika pikiran tersugesti dengan pemberitaan di TV mengenai maskapai yang aku naiki seringkali ada masalah teknis.

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.49 AM(3)

Untuk mengurangi rasa H2C-ku (harap-harap cemas), aku pun berselfie ria hingga menuju ruang tunggu boarding. Di ruangan ini pun rasa cemas semakin bertambah karena sudah mendekati waktu untuk menaiki pesawat. Keinginan untuk BAK terealisasi dan semakin sering seperti anyang-anyangan, mulas di perut juga dan tangan pun ikut dingin. Ketika terdengar suara dari bagian informasi, “penumpang dengan nomor penerbangan sekian dipersilahkan segera menaiki pesawat” . Wadaw.

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.49 AM(6)

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.49 AM(5)

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.49 AM(4)

Kami pun (aku, Mamah, Aa dan Kak Tika) selfie saat menuju pesawat, foto di samping badan pesawat dan bahkan di dalam pesawat sebelum flight. Sebab saat flight HP di matikan. Lagi dan lagi selfie untuk mengurangi kecemasanku. Aku mendapatkan nomer kursi di dekat jendela, pas di sisi kanan sayap. Di kantong bangku depan terdapat buku panduan do’a, majalah dan prosedur teknis saat penerbangan. Pramugari maskapai pun menjelaskan instruksi mengenai prosedur teknis tersebut.

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.49 AM(2)

 

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.49 AM(1)

Pintu pun telah tertutup. Aku melihat mesin sayap terbuka saat akan lepas landas. Terdengar bunyi mesin dengan kecepatan penuh membuat laju pesawat berlari semakin cepat dan merasakan pesawat naik. Aku dalam hati membaca doa terus menerus hingga sampai tujuan. Selama di pesawat, aku memejamkan mata karena pusing. Terasa sekali saat pesawat sedikit demi sedikit menaikkan ketinggiannya, berbelok hingga menurunkan batas ketinggian karena akan sampai pada tujuan.

Mendekati take-off, aku diam-diam menyalakan hp dan mengabadikan momen setelah take-off. Jangan ditiru ya. Pesawat pun bersandar dan pintu keluar telah dibuka. Para penumpang mengambil bagasi di cabin dan mengantri untuk keluar. “Alhamdulillah sampai juga”, ujar aku. Aku pun kembali selfie di Bandara Kualanamu.

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.49 AM

 

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.48 AM

WhatsApp Image 2018-01-02 at 11.01.48 AM(1)

 

Take-off dilakukan dengan mulus tanpa adanya gertakan ngegabruk pesawat. Pilotnya cerdas dan pengertian. Inilah pengalaman aku menaiki pesawat. Sudah enam kali aku naik pesawat (pp Medan 2 kali, pp Makassar). Sampai sekarang setiap naik pesawat rasanya pun tetap sama, cemas. Tapi tidak secemas pertama kali naik. Dan setiap naik pesawat aku siaga dengan membawa antimo takut-takut mabok udara. Duh ya kampungannya hari gini baru naik pesawat, hadehhh.

Terima kasih untuk kisah dan pengalaman baru di 2017 ^^

KERUSAKAN MESIN CUCI SATU TABUNG

Mesin cuci merupakan sebuah mesin yang dirancang untuk membersihkan pakaian dan textile baik skala rumah tangga maupun industri. Kehadiran mesin cuci memudahkan masyarakat untuk bekerja lebih efektif dan efisien. “Bagaimana awal mula adanya mesin cuci?” Nah, kamu bisa cek di sini Wikipedia.

Mesin cuci terdiri dari dua tipe yaitu mesin cuci manual dan otomatis. “Apa bedanya?” Sebagian besar dari kamu mungkin sudah tahu terlebih kaum wanita yang lebih paham soal dapur. Bagi yang belum tahu, aku dengan senang hati berbagi. Umumnya mesin cuci manual memiliki dua tabung. Tabung mencuci dan membilas jadi satu serta tabung peras. Sesuai dengan fungsinya manual, setelah selesai mencuci maka air cucian dibuang lalu diisikan air kembali untuk membilasnya atau bisa bilas tanpa mesin cuci. Kemudian usai bilas, cucian dimasukkan ke tabung peras.

Mesin cuci otomatis (mesin cuci satu tabung) lebih praktis kinerjanya tidak usah mengangkat dan memindahkan cucian. Tinggal tekan tombol saja sesuai jenis cucian yang akan dicuci dan pengaturan level air lalu semua fungsi berjalan. Mulai dari pencucian, pembilasan hingga pemerasan berlangsung dalam satu tahapan. Mesin akan berhenti dengan sendirinya. Bisa ditinggal makan, shalat, nonton tv dan bahkan tidur jika memakai mesin cuci otomatis.

Segi harga tentu mesin cuci satu tabung lebih mahal dibanding manual. Lihat saja fungsi, bentuk dan bahan yang berbeda. Semakin tinggi kecanggihan mesin semakin tinggi harga jualnya. Tapi mesin cuci satu tabung memiliki resiko kerusakan yang lebih tinggi dibanding manual. Seperti pengalaman yang sudah aku alami. Aku sebelum resmi jadi Istri, aku dan mantan pacar (yang sekarang sudah sah jadi Suami) sudah sepakat untuk mencicil barang-barang yang diperlukan dalam berumah tangga. Barang pertama yang aku beli yaitu mesin cuci satu tabung dengan merk asal Korea.

WhatsApp Image

Jadi begini, waktu pertama kali beli aku dan suami tidak melepas alas sterofoamnya. Mamah berkata, “Sih itu mesin cucinya kok body-nya tidak compact bisa cepat karatan nanti kalo kena air”. Jawab aku, “masa sih mah bagus ah”. Mamah berkata, “Enggak usah dilepas alasnya biar engak kena air dan nggak cepet karatan”. Aku lantas tidak cepat mengiyakan kata-kata Mamah. Aku bilang ke Suami dulu bagaimana baiknya. Dan ia pun setuju dengan pendapat Mamah. Sterofoam pun tidak dilepas selama sebulan lebih semenjak aku resmi menikah.

Jadwal mencuci aku seminggu sekali. Awal-awal penggunaan mesin cuci setelah resmi menikah di Minggu pertama hingga kedua berjalan normal. Minggu ketiga, sudah mengalami ketidakberesan pada mesin terutama saat spin (proses memeras dan mengeringkan). Tapi aku hiraukan. Suamiku yang sudah paham mengenai mesin cuci satu tabung ini berkata “ya memang begitu bunyinya beda sama mesin cuci manual”. Maka aku abaikan suara tersebut karena aku pengguna baru yang minim pengetahuan akan kinerja mesin. Semakin diabaikan bunyinya semakin keras saat spin dan mesin tidak mau bekerja.

Pas aku buka cover penutup mesin, tengok bagian bawah dan ternyata patah besi penyangga motor (dinamo). Astaga baru dua bulan sudah begini. Hatiku jadi cemas karena inget belinya huhuhu. Lantas besi yang patah aku ambil dan aku coba nyalakan kembali sesaat. Mesin masih bisa beroperasi kembali. Malam hari aku tanya melalui email mengenai keluhan aku ke bagian spare part resmi dan melalui pesan singkat (sms) juga. Khawatir ia tidak baca email maka aku kirim via text karena saat itu bertepatan dengan tanggal merah. Keesokan harinya, pada tanggal 26 Desember 2017 email aku pun dibalas. “Kenapa bisa patah?” dan ternyata jawaban dari keluhan aku, sesuai dengan yang aku pikirkan. Ternyata human error.

IMG-20171225-WA0001
Besi Penyangga Motor
IMG-20171225-WA0005
Roda Karet Vanbelt
Patahan
Tanda Merah (Bekas Patahan Besi), Tanda Kuning (Motor/Dinamo), Tanda Hijau (Karet Vanbelt)

Kesalahan terletak dari sterofoam yang digunakan dari awal sebagai alas. Kelihatan kampungannya ya aku. Padahal Suami juga udah paham dengan mesin cuci satu tabung hadehh. Besi yang patah tidak mempengaruhi kinerja mesin. Aku pun membalas emailnya, “apakah fungsi dari besi tersebut?”. Pihak spare part menjawab, “besi tersebut berfungsi untuk melindungi motor saja”. Jadi, ketika cucian dan air bergabung dalam tabung memberikan beban pada kinerja mesin. Tabung jadi menurun. Besi tersebut berguna sebagai protector untuk mencegah motor bergesekan atau menyentuh permukaan. Aku pun bertanya pada Suami, “Ayah gimna mau diganti atau diabaikan?”. Suami menjawab, “ganti saja dengan yang baru bunda”. Aku berkata, “kan tidak mempengaruhi kinerja mesin Ayah?” dan suami berkata “ibaratkan tubuh Bunda, kehilangan satu anggota bagian maka performa jadi kurang sempurna”. Aku pun menuruti apa kata Suami.

Biaya pembelian spare part seharga Rp75.000,- dan jasa pemasangan Rp100.00,- dari harga awal sebelum negosiasi sebesar Rp150.000,-. Biaya jasa pemasangan kok yah lebih mahal dari biaya spare part. Maklum kali ya soalnya on call, pihak spare part datang ke rumah. Repot kalau aku harus bawa mesin cuci.

Semoga informasi yang aku berikan bisa bermanfaat.

MENCICIPI KULINER & OLEH-OLEH KHAS KOTA MEDAN

Menyambung cerita aku pertama kali menginjakkan kaki di tanah Deli Kota Medan, tak lengkap rasanya jika tidak menicicipi kuliner dan sekaligus membawa oleh-olehnya yang khas. “Mau tahu kuliner apa saja yang aku cicipi? Dan oleh-oleh apa yang aku bawa?” siapkan tissue dulu ya sebelum lanjut membacanya khawatir ngences gitu. Berikut kuliner yang terkenal dan oleh-oleh khas Kota Medan.

1) Bakso Amat

Siang hari paling pas makan bakso. Terlebih kalo lagi hujan dingin-dingin gimana gitu, menambah kenikmatan hakiki yang sesungguhnya. Bakso dengan kuah pedas yang diracik sesuai selera sehingga membuat mata melek dan menambah energi. Bakso amat sama halnya seperti bakso lain pada umumnya. Bedanya, dari kuah dan tekstur baksonya. Kuahnya berasa banget gurihnya dengan teksur bakso yang lembut serta terasa dagingnya. Bakso Amat tak lengkap rasanya jika tidak didampingi oleh makanan pendamping seperti sate kerang, sate bakso bakar dan kerupuk kulit.  Harga per porsi kisaran Rp20.000,- . “Duh yah, udah ngences belum?”

Bakso medan

2) Durian Pelawi

Durian Pelawi mungkin tidak seterkenal dengan Durian Ucok yang sudah lebih dulu membahana. Tapi jangan salah, untuk rasa tak kalah enaknya dengan Durian Ucok. Kebetulan bertepatan dengan malam minggu, Durian Palawi ramai pengunjung.

photo1jpg
Sumber: TripAdvisor

3) Mie Aceh Titi Bobrok

Berdiri sejak tahun 1996 yang awalnya hanya menyewa sebuah kios kecil di dekat jembatan yang bernama ‘Titi Bobrok’, diujung jalan Setia Budi, dekat simpang jalan ke Sunggal. Pada era 1980-an jembatan itu terbuat dari beberapa batang kelapa. Karena sulit dilalui oleh sepeda, maka masyarakat menamainya Titi Bobrok. Titi Bobrok kini sudah menjelma menjadi sebuah jembatan permanen. Namun, nama Titi Bobrok sudah melekat menjadi ikon Mie Aceh yang akhirnya tidak bisa dipisahkan dengan nama ‘Mie Aceh Titi Bobrok’.

Sekarang tempat ini sudah mempunyai sebidang tanah dengan ukuran 10×50 meter. Di atasnya sudah berdiri kedai dan mulai berkembang lebih maju. Semua itu berkat dukungan para konsumen penggemar Mie Aceh. Awalnya Mie Aceh Titi Bobrok hanya mempekerjakan 2 orang karyawan dan seiring dengan waktu, sekarang sudah bertambah menjadi 45 karyawan.  Sejak tahun 2010 Mie Aceh Titi Bobrok sudah mulai membuka cabang di jalan Medan – Binjai KM 14,5 Diski.

Mie aceh

4) Lontong Kak Lin

Menu sarapan khas Kota Medan yang wajib dicoba. Lontong Kak Lin dilengkapi dengan bihun, telur, ditaburi bawang goreng dan kerupuk lalu disiram dengan kuah gurih pedas dipadu dengan sate kerang menambah kenikmatan hakiki. Harga kisaran Rp10.000,-.

Lontong medan

5) Bika Ambon Zulaikha

Abis kuliner dan jalan-jalan jangan lupa sama saudara dan tetangga dekat rumah dengan membawa oleh-oleh khas Kota yang kamu datangi. Di Medan, Bika Ambon Zulaikha menjadi buruan bagi wisatawan untuk dijadikan oleh-oleh. Harga untuk box besar Rp60.000 dan box kecil Rp30.000. Selain bika ambon, tersedia juga makanan ataupun camilan lainnya seperti asinan, sirup terong belanda, kopi dan sebagainya.

Bika ambon

6) Bolu Meranti

Bolu Meranti, bolu gulung dengan berbagai varian isi dan harga. Tempat oleh-oleh ini tak pernah sepi pengunjung dan menjadi target buruan wisatawan. Untuk harga bisa lihat di bawah ini.

Bolu meranti 2

Bolu meranti 1

7) Medan Napoleon

Banyak artis jaman now yang berbisnis kue untuk dijadikan oleh-oleh khas kota setempat, termasuk Irwansyah dan (istri) Zazkia Sungkar seperti Medan Napoleon miliknya. Rata-rata bolu menurutku rasanya sama aja yang beda hanya varian rasanya. Bolu milik Irwansyah ini pun juga tak kalah jadi buruan wisatawan. Untuk harga bisa dilihat di bawah ini.

Medan napoleon 1

Medan napoleon 2

Lanjutkan membaca “MENCICIPI KULINER & OLEH-OLEH KHAS KOTA MEDAN”

MENGINJAKKAN KAKI DI TANAH DELI (SILAHTURAHMI KE CALON KAKAK IPAR)

Melalui proses panjang dari membawa pacar ke rumah untuk dikenalkan dengan keluarga hingga keluarga berkunjung ke rumah orangtua si pacar tapi berujung putus di jalan. Si anak yang udah demen tapi orangtua kurang interest. Si orangtua sudah interest tapi anak belum ada jodohnya. Singkat cerita begitulah yang dialami oleh Kakak-ku.

Sebagai Adik, apapun pilihan Kakaknya akan mendukung selagi orangtua pun interest dan merestui. Melalui pecakapan via telp, dulu Mamah pernah bilang begini ke Aa “udah umur segini kapan nikah? Pacar yang dibawa ke rumah tapi enggak ada yang jadi melulu”. Lantas Aa jawab “daripada putus setelah nikah?” heninglah sesaat. Begitulah perjalanan, mana ada yang tahu nanti jodoh dipertemukan dengan siapa.  Sebagai insan manusia yang memiliki pikiran, mencari yang terbaik dari yang baik.

Penantian yang panjang akhirnya telah diputuskan oleh Aa, “siapa yang akan menjadi pelabuhan terakhirnya?” ((tebak bait lagu siapa?)). Ia adalah Tika Anggraeni. Wanita perpaduan Jawa-Medan, Asli Jawa namun hijrah ke Medan. Ia adalah Adik kelas Aa semasa kuliah dulu. Beda satu tahun lebih muda umurnya.

Satu bulan sebelum keberangkatan, tiket sudah dibeli untuk empat orang yakni Mamah, Aku, Aa dan Calonnya. Bapak berhalangan hadir dikarenakan adanya pekerjaan.  Awalnya Mamah enggak mau ikut, hanya Aa bersama calonnya saja. Tapi, Aa minta perwakilan untuk mendampinginya. Berangkatlah kita di tanggal 22 April 2017. By the way, ini perjalanan pertama kami (Aku, Mamah, Aa) menggunakan pesawat loh 😉

Kota Medan, menjadi tujuan silahturahmi ke Keluarga calon Kakak Ipar. Pertama kali juga aku menginjakan kaki di tanah Sumatera. Excited bercampur deg degan karena pertama kalinya naik pesawat. Pikiran sudah ke mana-mana karena banyak pemberitaan kecelakaan mengenai pesawat yang aku naiki. Apa yang bisa dilakukan hanyalah pasrah dan berdoa. Dari jam keberangkatan pukul 09.50 WIB pesawat pun lepas landas pukul 10:20 WIB. Inilah momen dimana kami ber-wifi sebelum take off (dalam hati dag dig dug).

Dua jam berada di atas awan, akhirnya kami pun tiba di Bandara Kualanamu. Alhamdulillah puji syukur mendarat dengan sempurna. Perjalanan pun dilanjutkan kurang lebih satu jam setengah menuju rumah Keluarga calon Kakak Ipar. Jika jalanan lancar satu jam bisa ditempuh. Dengan angkutan berbasis online, kami pun melaju. Setibanya di rumah pukul 14:30 WIB, kami disambut dengan ramah oleh orangtua dan sepupu Kak Tika (si calon mantu Mamah). Disajikan masakan rendang, sambal goreng kentang, urap dan segelas sirup dingin. Maknyos! pas banget karena cacing di dalam perut sudah merongrong.

Usai makan, kami diarahakan ke kamar untuk beristirahat sejenak dan shalat. Sorenya datanglah Paman dan Budenya Kak Tika beserta Keluarga. Bersilahturahmi saling mengenal satu sama lain dan membahas inti pokoknya. Alhamdulillah kedatangan dan maksud kami diterima dengan baik. Dan untuk seterusnya dilanjutkan oleh Aa dan Ka Tika untuk mengurus lain-lainnya.

Esok hari, hari yang aku tunggu-tunggu apalagi kalo bukan jalan-jalan. Ibarat pepatah, sambil menyelam minum air, awas kelelep hehehe. Karena, waktu yang terbatas jalan-jalannya ke tempat yang terdekat saja yakni Istana Maimun, Museum Tjong A Fie, Masjid Raya Al-Mashun dan Kuliner. Padahal aku pengen banget ke daerah Samosir lihat keindahan Danau Toba. Tapi apalah daya, jaraknya 4-5 jam dari rumah. Jauh juga ya.

Hari itu pun datang, hari ke-2 saatnya jalan-jalan. Destinasi pertama yang dikunjungi ialah Istana Maimun. Sedikit kecewa saat itu, wisatawan tidak bisa masuk ke dalam istana dikarenakan adanya acara yang diselenggarakan oleh Keluarga Kerajaan. Akhirnya aku hanya bisa melihat bangunan dari luar dan mengabadikanya. Masuk ke sini aku hanya bayar biaya parkir sebesar Rp5.000 tapi tidak tahu kalo masuk ke Istananya bayar lagi atau tidak. Eh tapi ada satu bangunan yang dibuka, bukan Istana melainkan bangunan yang di sampingnya. Tertulis Meriam Puntung. Akhirnya aku enggak begitu kecewa dan sia-sia ke sini sebab ada cerita yang bisa ditulis. Sedikit informasi mengenai sejarah Meriam Puntung dari penjaga Istana:

Kerajaan Putri Hijau pada waktu kejadian tahun 1612 dimana Kesultanan Deli belum berdiri. Kerajaan awal berdiri bernama Kerajaan Haru yang terletak di Deli Tua. Raja tersebut memiliki tiga orang anak. Anak pertama adalah Mangbang Yajid, anak kedua Putri Hijau dan anak ketiga Si Mangbang Kayali. Putri Hijau hendak dipersunting oleh Sultan Aceh akan tetapi, Putri Hijau menolak dan akhirnya memicu terjadinya perang. Dalam peperangan tersebut Kerajaan Putri kalah. Bersumpahlah Putri Bungsu bernama Si Mangbang Kayali menjelma atau menyatu kekuatannya ke meriam ini. Akhirnya meriam panas, merah dan pecah. Ujung meriam mental ke daerah Suka Nalu dataran tinggi Karo.

Singkat cerita, kalahlah Kerajaan Putri dan dibawalah Putri Hijau dengan syarat bertih, telur dan peti atau keranda kaca. Putri pun dibawa pergi melalui laut bertih bersama telur. Dalam perjalanan munculah seekor naga. Si naga tersebut adalah Abangnya yang sulung yakni Mangbang Yajid. Akhirnya Putri dan Abangnya hilang atau raib di laut. Potongan meriam tersebut berada di Istana berpindah dari tempat Prambe Dua sebelumnya karena yang menaklukan Kerajaan Haru bernama Goca Pahlawan.

Beliaulah cikal bakal Sultan Deli yang pertama dan yang menaklukan Kerajaan Haru Putri Hijau. Istana Deli sudah mengalami lima kali perpindahan, dimana Istana Deli pindah maka ikutlah pindah meriam tersebut sebagai penghormatan dan kenangan dalam perang. Terlihat adanya bunga yang merupakan tradisi. Bagi yang meyakininya, ada seorang yang bernazar. Setelah terkabul nazar tersebut dibayarlah berupa buah dan bunga bale. Air yang dimangkok tersebut sebagai syarat. Apabila kita punya niat, air tersebut boleh disentuh dengan membaca Al-Fatihah lalu basuhkan ke meriam dan wajah. Tempelkan telinga kanan pada Meriam Puntung. Berbagai suara terdengar mulai dari suara arus air, suara ledakan bahkan suara saat suasana peperangan bisa terdengar.

20170423_090302
Silau
Jadwal buka istana maimun
Jadwal Berkunjung Istana
20170423_091533
Abaikan Bokongku yang Nonggeng

Usai dari Istana Maimun beranjaklah kita menuju Museum Tjong A Fie yang letaknya tidak jauh dari sini. “Ada apa aja ya di Museum ini? Yuk kita lihat”. Untuk bisa memasuki Museum ini, pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp35.000/orang. Tarif yang cukup mahal untuk sekedar masuk ke museum ini. Akan ada guide yang memandu selama penelusuran Museum ini.

Tiket museum tjong a fie

MCA
Tampak Luar Museum Tjong A Fie

Berikut sekilas kenangan pada mendiang jutawan Tjong A Fie yang ditulis oleh H. Mohammad Said dalam kertas yang terbingkai di Museum:

Tjong A Fie merupakan seorang jutawan dari China yang terkenal dermawan. Ia seorang perantau dari tanah kelahirannya Kwang Tung. Tahun 1880, di Deli terdapat perkebunan besar milik asing yang memberikan lahan pekerjaan kepada masyarakat. Dahulu Ibukota Kerajaan Deli terletak di Labuhan. Kota yang menjadi tempat singgah perahu maupun kapal serta sarana lintas Ekspor dan Impor komoditi. Labuhan sebagai tempat administrasi petugas Belanda yang tak lama kemudian memindahkan Ibukota dari Bengkalis menjadi Ibukota Karasidenan yang dipindahkan dari Riau.

Mulanya belum ada seorang warga China yang berdiam di Deli. Tetapi, karena perkebunan tembakau memerlukan tenaga ulet dan tahan banting maka pengusaha perkebunan mendatangkan warga China dari Penang dengan jumlah tertentu yang diperuntukkan kerja berat dan kasar sehingga Medan dipenuhi warga China saat itu. Pekerja China yang tidak mengerti bahasa Melayu, mau tidak mau pengusaha perkebunan membutuhkan seseorang yang bisa menjadi perantara komunikasi. Kebetulan perantau China bernama Tjong Jong Hian Kakak kandung dari Tjong A Fie sudah lebih dulu sukses sebagai orang pendatang yang memiliki kecerdasan. Karena itulah tahun 1878 Tjong Jong Hian diangkat oleh Pemerintah Belanda menjadi kepala warga China.

Dua tahun kemudian Tjong Jong Hian memberikan surat kepada Adiknya Tjong A Fie. Isi surat tersebut mengatakan, “Apabila kamu susah hidup di negeri sendiri maka datanglah ke Tanah Deli”.  Tjong A Fie pun berangkat beberapa tahun kemudian dengan uang yang telah dikumpulkannya. Tiba di Labuhan, usia Tjong A Fie saat itu menginjak 20 tahun (lahir 12 Agustus 1860). Tjong A Fie memulai karirnya dari bawah tidak serta merta mendapatkan posisi yang bagus seperti Kakak-nya.

Karirnya dimulai dari berjualan kacang goreng, menjadi pekebun sayur kecil-kecilan, menjadi pelayan kedai dan pekerjaan lainnya yang bisa ia kerjakan. Dari kerja kerasnya tersebut Tjong A Fie mulai mendapatkan perhatian dari golongan bangsanya hingga ke Pemerintah Belanda yang mengakui peranan dan tenaganya yang penting. Apapun pekerjaan yang diperintahkan Belanda selalu dikerjakan dengan baik. Ia seorang yang cepat kaki, ringan tangan sehingga rezeki datang menghampirinya terus menerus seperti hujan lebat.

Hingga saat ini keturunan Tjong A Fie masih ada. Museum ini pun dirawat oleh keturunannya. Demikianlah singkat cerita perjalanan Tjong A Fie. Benda-benda sejarah yang berada di museum ada yang masih asli dan ada yang tidak. Tidak banyak peninggalannya di museum.

20170423_094749

Lukisan MCA 4
Tjong A Fie
Lukisan MCA 3
Anak Tjong A Fie
20170423_100008
Pohon Keluarga Tjong A Fie

Masih di lingkungan yang sama tidak jauh dari Museum. Ada Masjid Raya Al-Mashun yang terkenal di Kota Medan merupakan salah satu bangunan bersejarah peninggalan Sultan Deli yang dibangun pada tahun 1906 oleh Sultan Me’moen Al-Rasjid Perkasa Alamsyah dan dipergunakan pertama kali pada tanggal 19 September 1909 sebagai ibadah masyarakat muslim.

Pas banget momentnya pada Hari Jumat. Akhirnya aku dan keluarga istirahat sejenak sambil menunggu waktu Shalat. Masjid Raya Al-Mashun, masjid bergaya bangunan khas Melayu dengan ornamen warna hijau yang menyegarkan mata, memiliki tiga kubah dan pelataran Masjid yang luas. Untuk dapat memasuki Masjid, pengunjung wajib menulis buku tamu dan mengenakan kerudung. Jika yang tidak berkerudung maka akan dipinjamkan. Bagian dalam Masjid terdapat Al-Quran berukuran besar, dinding langit Masjid terdapat tulisan Arab, dinding bangunan dalam memiliki perpaduan warna cokelat dan krem, memiliki mimbar khas Melayu serta bagian belakangnya terdapat Makam.

20170423_112853

Al-Quran

Bangunan masjid 2
Dinding Langit Masjid (*Zoom aAgar Terlihat Tulisan Arabnya)

Banguan masjid

Bangunan masjid 3

Sambil menunggu Shalat Jumat, aku dan keluarga mengganjal perut yang sudah kelaparan dengan camilan yang dijajakan di depan Masjid. Ada gorengan, sate kerang, mie aceh dan lainnya. Kalo di Medan aku paling suka sama sate kerang. Usai menunaikan Shalat Jumat, saatnya mengisi perut dengan makanan yang lain. Dari sini kulineran dimulai (—Bersambung—).

Lanjutkan membaca “MENGINJAKKAN KAKI DI TANAH DELI (SILAHTURAHMI KE CALON KAKAK IPAR)”

TORAJA MISILIANA, HOTEL BERGAYA KHAS TRADISIONAL

Perjalanan tanpa adanya niat tidak akan berjalan. Untuk memulai perjalanan, seseorang perlu persiapan yang dilakukan jauh hari sebelum keberangkatan. Mulai dari persiapan packing pakaian, sandal, sepatu, kacamata, toiletries, handphone, perlengkapan fotografi, tiket perjalanan dan yang paling penting dompet. Tanpa persiapan, perjalanan jadi terasa kurang lengkap. Ibarat sayur tanpa garam.

Persiapan lain yang tak kalah penting dalam mempersiapkan perjalanan yakni penginapan. Semua persiapan sudah dilakukan tapi lupa untuk soal yang satu ini, astaga bisa-bisa bakal tidur ngemper dijalan atau bisa-bisa tidak tidur. Jangan sampai ya seperti ini karena istirahat itu penting. Pemilihan penginapan sama halnya seperti memilih cowok ataupun cewek yang kamu suka. Pilih yang cantik, cakep, nyaman, bersih, pengertian dan memiliki suatu yang khas pada dirinya sehingga membuat kamu klepek klepek kayak ikan habis tertangkap. Kayak aku yang sudah tertangkap dalam hati Mas.

Ada banyak pilihan penginapan baik hotel maupun guest house tersedia di berbagai OTA (Online Travel Agent). Pilihlah yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anda. Demikian dengan yang aku lakukan. Tempo lalu sebelum aku berangkat ke Toraja, aku searching penginapan yang dekat dengan berbagai akses wisata. Dan terpilihlan Toraja Misiliana Hotel. Berdasarkan TripAdvisor,  review hotel ini mendapatkan nilai 3.5 dari 5 (excellent 11%, very good 41%, average 35%, poor 10%, terrible 3%).  Hotel bergaya khas banget Toraja. Terlihat dari kamarnya ada tipe kamar yang berbentuk rumah adat Tongkonan.

 

DSCF0843

Lobby Hotel
Reception
Toraja Misiliana
Pojok Bawah Kiri Adalah Kamarku

Hotel Toraja Misiliana merupakan hotel *3 yang memiliki kamar sebanyak 101 room dengan halaman luas,  suasana dingin nan sejuk dan pemandangan hijau yang memanjakan visual.  Rata-rata kamar di sini tidak dilengkapi dengan AC karena faktor X tersebut (dingin nan sejuk). Setibanya di Hotel malam hari, aku terkesima ada namaku di welcome board. Aku serasa jadi tamu penting di sini hehehe.  Ini first impression aku yang membuatku disapa hangat oleh pelayanannya. Baru benda mati loh ini belum yang hidupnya hehehe.

20171101_083443
Lobby
Welcome Board
Welcome Board

Check in ke reception, dapet kunci lalu diantarkan oleh bell desk yang membawa barangku ke kamar untuk bersitirahat. Hhmm kamar dan toiletnya luas sudah gitu bersih serta nyaman.

 

Keesokannya, pagi hari aku dan suami usai mandi pergi ke Restaurant untuk sarapan. Setelah kenyang, kami berkeliling jalan-jalan area Hotel.

20171101_065230[1]
Restaurant
20171101_065734[1]

Halaman 1

 

Sarapannya tersedia prasmanan dan ala carte pada umumnya. Menu yang tersedia bervarian. Dari segi rasa, makanan di Hotel ini aku nilai 3 dari 5 (‘B’ aja). Segi pelayanan, aku kasih nilai 3.5 karena pelayananya yang ramah, hangat dan aku suka dengan welcome boardnya. Segi akses, aku nilai 4 karena akses Hotel ini letaknya strategis ke berbagai tempat wisata (Gua Londa, Gua Lemo, Baby Grave, Kete Kesu, Batutumonga, dsb). Segi areal aku nilai 4 karena aku suka sama pemandangannya yang khas dan Indonesia banget.